Pages - Menu

Pages - Menu

Pages

Tuesday, April 19, 2016

Tentang jendela duniaku

June 22nd 2015
-Diskrepansi-
Cerdas. Sangat cerdas.
Aku bisa mengenalnya walau hanya dari rangkaian kata yang ia tulis
Bahkan aku tak bisa memahami walau hanya kalimat teratasnya

Kesempatan tiba untuk bertanya
"Siapa dia?"
"Dia sama sepertimu"

Aku pikir kau telah salah dalam menduga
Dalam keterbatasan sebuah kondisi mengenal
Dalam kedangkalan sebuah kondisi mengetahui
Sepertinya kau telah salah dalam menduga
Karena sesungguhnya ada diskrepansi antara aku dan dia
Kita tidak sama, kita jelas berbeda.
The story has begun..

-Petani-
Tanaman kini akan tumbuh besar
Apa daya ikrar telah terucap, ajir telah tertancap
Mau tak mau, tanaman akan tumbuh mengikuti ajirnya
Petani masih harus menunggu
Tanaman sedang berkembang mengikuti ajir yang ia tancapkan

-Mengenal-
Tanaman kini mulai mengenal pagarnya, walau sedikit
Walau setitik
Pagar yang kaku kadang berlaku
Pagar yang berpikir dalam diamnya, sedikit bertindak namun hangat
Pikirmu, luar biasa

-Menjaga-
Pagar sudah menjalankan fungsinya dengan baik
Kesempatan langka yang tak terduga
Tapi, nyata
Tanaman berhasil tumbuh dengan baik
Memperkecil diskrepansi yang ada
Walau belum mencapai puncak ajir yang ditancap
Pagar sudah menjalankan fungsinya dengan baik
Terima kasih

-Kecewa-
Adakalanya rasa ini muncul
Bukan. Bukan karena pagar telah memakan tanamannya
Kali ini, hanya sedikit
Hanya paku kecil mengenai perakaran tanaman
Hanya sedikit tapi sakit
Lagi-lagi pagar menjalankan fungsinya dengan baik
Paku kecil telah disingkirkan membuat sambungan antar kayu sedikit terlepas
Membuat pagar sedikit koyak
Setidaknya hal ini terasa lebih baik baginya
Setidaknya tanaman tidak lagi tersakiti

-Gulma-
Pagar akan tetap jadi pagar
Melindungi apapun yang harus dilindungi
Walaupun itu gulma
Gulma kini terlihat begitu indah, membuat iri, membuat cemburu
Tapi, apa daya pagar akan tetap jadi pagar
Gulma yang juga terlindungi berhasil mengobarkan api cemburu
Tanaman akan tetap tumbuh, diskrepansi sedikit lagi tiada tapi cemburu makin menjadi
Tak ada larangan
Tak ada perjanjian
Tak ada kesepakatan
Tak ada hak untuk melarang
Pagar akan tetap jadi pagar
Gulma dilindungi bukanlah sebuah penyimpangan
Kini, tanaman yang harus bersabar
Fokus menyaingi ajir dan mengabaikan gulma

-Pengingat-
Kini tanaman tumbuh semakin mandiri, semakin kuat
Lagi-lagi, pagar telah menjalankan fungsinya dengan baik
Mengingatkan kewajiban yang terabaikan
Membuat tanaman kembali mendekati pagarnya
Saat ia sudah mampu menjaga dirinya sendiri
Bimbang
Hidup memang penuh dengan kebimbangan
Saat mandiri sudah dimiliki, pengingat datang kembali
Maumu apa? 
Memberi kenyamanan kemudian meninggalkannya lagi
Pengingat itu benar-benar datang
Saat tanaman sudah mandiri
Biar bagaimanapun pagar sudah menjadi pengingat yang baik
Terima kasih

-bertemu kembali- sept 19 2015
Ada saatnya tanaman akan pergi jauh meninggalkan pagar
Pagar akan tetap namun tanaman akan berpindah
Terciptalah sebuah jarak
Jarak yang menimbulkan rasa rindu
Jarak yang menimbulkan kerisauan
Dan saat ini, takdir mengizinkan tanaman untuk bertemu pagarnya kembali
Pagar yang masih tetap sama
Kaku, diam namun sapaannya hangat
Tetap saja, pagar telah memilih gulma
Tanaman hanya memandang
Menikmati kehangatan dan kerisauan dalam diam

Mungkin ini yang terakhir tentangmu


Teruntuk kamu yang saat ini sedang mengudara
Seringnya selalu merasa tak ada apa-apanya jika melihatmu, melihat smua pencapaianmu, melihat smua orang yang ada di sekelilingmu. Iya seperti kata-kata yang ngehits 'Da aku mah apa atuh' sangat pantas menjadi kalimat yang aku ucapkan ketika bersamamu. Aku, orang biasa, dari keluarga biasa, yang memiliki lebih banyak cerita yang perlu ditertawakan daripada dibanggakan.

Tapi, menjadi salah satu dari banyak orang yang terlintas walaupun hanya beberapa detik dalam pikiranmu menjadikan aku orang yang sangat beruntung. Entah berapa banyak perempuan hebat di sekelilingmu, entah seberapa banyak kau peduli kepada orang lain, entah seberapa banyak kau berbaik hati kepada perempuan lain. Yang pasti aku bahagia menjadi salah satunya.

Berat ternyata untuk menjadikan perhatian seseorang menjadi biasa di hati walaupun aku tahu hal itu biasa saja bagimu, tapi tidak untukku. Aku yang menjadi tegantung padamu, aku yang jadi sangat menunggu kabar harianmu, aku yang jadi khawatir jika tak ada kabar darimu, aku yang rasanya ingin kembali ke 2 minggu yang lalu agar selalu mendapat perhatian darimu. Salah memang, ini terlalu berlebihan. Kata banyak orangpun 'jangan menunggu, jangan berharap pada manusia, lepaskan lalu ikhlaskan'.

Yaa sepertinya memang itu yang harus aku lakukan. Engkau kini telah kembali menemukan lingkungan hebatmu. Kalau memang jodoh, sejauh apapun kita, akan bertemu kembali. Jika tidak, sebesar apapun usaha kita untuk bertemu, tak akan terjadi.
Hari ini, kamis 11 februari 2016 pukul 18.03 aku lepaskan kamu dengan penuh keikhlasan. Jika doa adalah cara terbaik untuk mencintai, maka akan aku ucapkan doa untukmu setiap hari.

Untukmu, jendelaku

No comments:

Post a Comment